Rabu, 25 April 2018
Sifat Dua Puluh versi Bahasa Aceh
By SANTRI ACEH Januarai 2018/ Rabiul Akhir 1439
SIFET DUA PLOH
Sifeut Yang Wajeb Bak Allah Ta’ala Na Dua Ploh Boh Sifeut
1. Wujud
Arti wujud na Allah ta’ala.
Lawanjih hana, mustahel Allah ta’ala hana.
Dalilnya;
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
“Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta isi keduanya”
2. Qidam
Arti qidam awai na Allah ta’ala.
Lawanjih dudoe na, mustahel Allah ta’ala dudoe na.
Dalilnya;
هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاَخِرُ
“Dialah yang awal dan yang akhir”
3. Baqa’
Arti baqa’ kekal Allah ta’ala.
Lawanjih fana, mustahel Allah ta’ala fana.
Dalilnya;
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ
“Dan kekallah zat Tuhan-Mu yang maha tinggi dan mulia”
4. Mukhalafatuhu Lil Hawadist
Arti mukhalafatuhu lil hawadist hana sama Allah ta’ala ngon peunujeut, bak zat droe Neuh, bak sifeut droe Neuh lom bak buet droe Neuh
Lawanjih sama Allah ta’ala ngon peuneujeut, mustahil sama Allah ta’ala ngon peneujeut.
Dalilnya;
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
“Allah tidak serupa dengan sesuatu pun”
5. Qiyamuhu Binafsihi
Arti qiyamuhu binafsihi neudong Allah ta’ala deungon dong droe.
Lawanjih neudong deungon laen, mustahil Allah ta’la neudong deungon laen.
Dalilnya;
إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Allah terkaya dari seluru alam”
6. Wahdaniyah
Arti wahdaniyah sidroe Allah ta’ala.
Lawanjih dua, mustahil Allah ta’ala dua.
Dalilnya;
قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ
“Katakan oleh-Mu wahai Muhammad, Allah Maha Esa”
7. Qudrah
Arti qudrah kuasa Allah ta’ala.
Lawanjih leumoh, mustahil Allah ta’ala leumoh.
Dalilnya;
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Bahwasanya Allah maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu”
8. Iradah
Arti iradah neuberkhendak Allah ta’ala.
Lawanjih hana neuberkhendak, mustahil Allah ta’ala hana neuberkhendak.
Dalilnya;
فَعَّالٌ لّمَا يُرِيدُ
“Allah maha berbuat bagi apa saja yang dikehendaki-Nya”
9. Ilmu
Arti ilmu neutupue Allah ta’ala.
Lawanjih bangai, mustahil Allah ta’ala bangai.
Dalilnya;
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah maha mengetahui dengan tiap-tiap sesuatu”
10. Hayyah
Arti hayyah hudep Allah ta’ala.
Lawanjih mate, mustahel Allah ta’ala mate.
Dalilnya;
وَتَوَكَّلْ عَلَى الحَْىِّ الَّذِى لاَ يَمُوتُ
“Dan bertawakkal oleh-Mu kepada Yang Maha Hidup yang tidak akan mati”
11. Sama’
Arti sama’ mendengar Allah ta’ala.
Lawanjih tuloe, mustahil Allah ta’ala tuloe.
Dalilnya;
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”
12. Bashar
Arti bashar neukeumalon Allah ta’ala.
Lawanjih buta, mustahil Allah ta’ala buta.
Dalilnya;
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Allah maha melihat dengan apa saja yang kalian kerjakan”
13. Kalam
Arti kalam neumututo Allah ta’ala.
Lawanjih bisu, mustahil Allah ta’ala bisu.
Dalilnya;
وَكَلَّمَ الله موسى تَكْلِيماً
“Allah berkalam dengan Nabi Musa”
14. Qadirun
Arti qadirun yang kuasa Allah ta’ala.
Lawanjih yang leumoh, mustahil Allah ta’ala yang leumoh.
Dalilnya;
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Bahwasanya Allah maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu”
15. Muridun
Arti muridun yang berkhendak Allah ta’ala.
Lawanjih yang hana neuberkhendak, mustahil Allah ta’ala yang hana neuberkhendak.
Dalilnya;
فَعَّالٌ لّمَا يُرِيدُ
“Allah maha berbuat bagi apa saja yang dikehendaki-Nya”
16. ‘Alimun
Arti ‘alimun yang mengetahui Allah ta’ala.
Lawanjihyang bangai, mustahil Allah ta’ala yang bangai.
Dalilnya;
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah maha mengetahui dengan tiap-tiap sesuatu”
17. Hayyun
Arti hayyun yang hudep Allah ta’ala.
Lawanjih yang mate, mustahil Allah ta’ala yang mate.
Dalilnya;
وَتَوَكَّلْ عَلَى الحَْىِّ الَّذِى لاَ يَمُوتُ
“Dan bertawakkal oleh-Mu kepada Yang Maha Hidup yang tidak akan mati”
18. Sami’un
Arti sami’un yang mendengar Allah ta’ala.
Lawanjih yang tuloe, mustahil Allah ta’ala yang tuloe.
Dalilnya;
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”
19. Bashirun
Arti bashirun yang neukeumalon Allah ta’ala.
Lawanjih yang buta, mustahil Allah ta’ala yang buta.
Dalilnya;
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Allah maha melihat dengan apa saja yang kalian kerjakan”
20. Mutakallimun
Arti mutakallimun yang neumututo Allah ta’ala.
Lawanjih yang bisu, mustahil Allah ta’ala yang bisu.
Dalilnya;
وَكَلَّمَ الله موسى تَكْلِيماً
Jumat, 13 April 2018
*KENAPA FIR'UN MENDAKWA TUHAN?*
(Kajian Hikam bersama Abi MUDI)
Fir'un adalah sosok manusia angkuh yang mendakwa dirinya Tuhan. Dalam Hasyiah Shawi 'ala Tafsir Jalalain (Juz I: H. 50) disebutkan Fir'un memiliki nama asli Al-Walid bin Mus'ab bin Rayyan. Makanan sehari-harinya fashil (anak lembu) dan ia membuang hajat dalam 40 hari hanya sekali. Pertanyaannya, Apa latar belakang yang membuat Fir'un berani mengklaim dirinya sebagai Tuhan.
Dalam pengajian Hikam bersama Almukarram Abi Zahrul Fuadi Mubarrak (Abi MUDI) malam ini terdapat jawaban atas pertanyaan itu. Ternyata ada sebagian Ulama yang menyatakan bahwa penyebab Fir'un mendawa dirinya Tuhan karena thulul 'afiyah (terlalu lama merasakan kondisi sehat dan kesejahteraan). Itulah yang melatarbelakangi kenapa Fir'un berani berkata: Ana Rabbukumul A'la. Selama 400 tahun, jangankan sakit berat, Fir'un tidak pernah merasakan pening, demam atau detak jantung karena ketakutan. Andai semalam saja Fir'un pernah mengalami pusing atau panas, ia akan disibukkan untuk mengurusi dirinya sehingga tidak akan berpikir untuk mendakwakan dirinya Tuhan.
Setelah membacakan kisah ini dalam Syarah Hikam, Abi MUDI menyampaikan, "Saat Allah memberimu cobaan, bersyukurlah! Itu pertanda Allah masih menyayangimu. Allah ingin memberi warning agar kita dapat kembali kepada Allah dan selalu mengingatNya. Itulah alasan kenapa para Shalihin merasa susah dan khawatir bila dalam 30 hari tidak diberikan bala dan cobaan, mereka itu pertanda Allah tidak lagi mencintai mereka."
Terakhir Abi mengingatkan, "Jangan terlena dengan 'afiyah (kesehatan), karena semakin lama 'afiyah, semakin besar potensi seseorang melupakan Allah."
(Kajian Hikam bersama Abi MUDI)
Fir'un adalah sosok manusia angkuh yang mendakwa dirinya Tuhan. Dalam Hasyiah Shawi 'ala Tafsir Jalalain (Juz I: H. 50) disebutkan Fir'un memiliki nama asli Al-Walid bin Mus'ab bin Rayyan. Makanan sehari-harinya fashil (anak lembu) dan ia membuang hajat dalam 40 hari hanya sekali. Pertanyaannya, Apa latar belakang yang membuat Fir'un berani mengklaim dirinya sebagai Tuhan.
Dalam pengajian Hikam bersama Almukarram Abi Zahrul Fuadi Mubarrak (Abi MUDI) malam ini terdapat jawaban atas pertanyaan itu. Ternyata ada sebagian Ulama yang menyatakan bahwa penyebab Fir'un mendawa dirinya Tuhan karena thulul 'afiyah (terlalu lama merasakan kondisi sehat dan kesejahteraan). Itulah yang melatarbelakangi kenapa Fir'un berani berkata: Ana Rabbukumul A'la. Selama 400 tahun, jangankan sakit berat, Fir'un tidak pernah merasakan pening, demam atau detak jantung karena ketakutan. Andai semalam saja Fir'un pernah mengalami pusing atau panas, ia akan disibukkan untuk mengurusi dirinya sehingga tidak akan berpikir untuk mendakwakan dirinya Tuhan.
Setelah membacakan kisah ini dalam Syarah Hikam, Abi MUDI menyampaikan, "Saat Allah memberimu cobaan, bersyukurlah! Itu pertanda Allah masih menyayangimu. Allah ingin memberi warning agar kita dapat kembali kepada Allah dan selalu mengingatNya. Itulah alasan kenapa para Shalihin merasa susah dan khawatir bila dalam 30 hari tidak diberikan bala dan cobaan, mereka itu pertanda Allah tidak lagi mencintai mereka."
Terakhir Abi mengingatkan, "Jangan terlena dengan 'afiyah (kesehatan), karena semakin lama 'afiyah, semakin besar potensi seseorang melupakan Allah."
Langganan:
Postingan (Atom)